Sabtu, 25 April 2015

PERTUMBUHAN MIKROBA PADA TANGAN

Tangan merupakan bagian tubuh manusia yang paling sering kontak dengan dunia luar dan digunakan sehari-hari untuk melakukan aktivitas, sehingga hal tersebut memudahkan terjadinya kontak dengan mikroba dan mentransfernya ke objek lain. Oleh karena itu penulis ingin berbagi informasi mengenai jenis mikroba yang terdapat pada tangan dan pertumbuhan atau peranannya, serta cara pengontrolannya.

Berapa banyak mikroba pada tangan kita???

Tangan kita ternyata menjadi markasnya para bakteri, ada berbagai jenis bakteri yang hidup di tangan, bakteri ini ada yang bersifat patogen dan ada juga yang bersifat non  patogen. WHO pernah melansir bahwa tangan mengandung bakteri sebanyak 39.000-460.000 CFU per senti meter kubik, yang berpotensi tinggi menyebabkan penyakit infeksi menular. Sedangkan menurut situs Hand Hygiene Europe manusia memiliki sekitar 2 bahkan hingga 10 juta bakteri di antara ujung jari dan siku. Subahanallah sangat banyak bukan bakteri yang hidup di tangan kita?? Kalian tahu kan bahwa bakteri itu hidup dalam lingkungan yang lembap? nah jika tangan kita sering dalam keadaan basah seperti berkeringat, maka bakteri akan 1.000 kali lebih banyak dari pada tangan yang berada dalam keadaan kering.. Terlebih lagi, setelah kita menggunakan toilet maka jumlah bakteri pada ujung jari akan  bertambah dua kali lipat, karena di dalam toilet bakteri pun sangat banyak jumlahnya, selai tempatnya kotor, toilet pun keadaanya sangat lembap.
”Jari yang terkontaminasi oleh kuman dapat mengontaminasi tujuh permukaan lain, lho,” ujar dr. Herbowo, mengutip hasil penelitian yang pernah dipulikasikan di Journal of Hospital Infection.

Perlu kalian ketahui para wanita, bahwa di telapak tangan kalian memiliki lebih banyak bakteri daripada pria. Kenapa?? Hal tersebut dikarenakan perbedaan keasaman, kebiasaan mencuci tangan, produksi keringat, hormon, dan kebiasaan menggunakan pelembab atau kosmetik yang dimungkinkan penyebabnya. Pernyatann tersebut merupakan hasil penelitian dari University of Colorado yang diterbitkan dalam the Proceedings of National Academy of Sciences, 3-7 November tahun 2008. Produksi keringat lebih banyak, kebiasaan menggunakan pelembab, itu menyebabkan tangan wanita keadaannya lebih lembab/basah dari pada tangan pria, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa bakteri sangat suka dengan tempat  yang lembap.Jadi factor-faktor tersebutlah yang mengakibatkan jumlah bakteri di tangan wanita sangat banyak. Dan juga bagi yang sering menggunakan aksesoris khususnya wanita, kalian harus tahu bahwa jutaan kuman bersembunyi di balik aksesoris yang kalian kenakan, misalnya di bawah jam tangan,  gelang, cincin. Selain pertumbuhannya yang cepat walau hanya dengan sentuhan tangan, mikroba juga merupakan organisme paling banyak, baik pada tubuh kita maupun lingkungan sekitar kita, untungnya mikroba itu tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Alhamdulillah), jika dapat dilihat dengan mata telanjang, maka setiap pergerakan atau aktivitas kita akan terhenti karena takut menyentuh mikroba.
Dari hasil identifikasi yang pernah dipublikasikan di “Majority Medical Journal of Lampung University”, jenis bakteri yang didapapatkan di tangan antara lain Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Serratia liquefacients, Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Citrobacter freundii, Salmonella sp, Basillus cereus, Neisserria mucosa. (http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/44 )
Permukaan kulit manusia tidak steril. Pada kulit banyak terakumulasi sisa-sisa metabolisme tubuh sehingga mikroorganisme dapat tumbuh pada permukaan kulit (Wiryadi, 2002). Mikroorganisme tersebut secara alami berada pada permukaan kulit dan dalam kondisi normal tidak menimbulkan penyakit, mikroorganisme demikian disebut sebagai flora normal tubuh manusia. Namun beberapa faktor predisposisi seperti higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, penyakit kronis atau terjadi luka pada kulit maka flora normal tersebut dapat menimbulkan infeksi. Di antara flora normal yang paling sering dijumpai pada permukaan kulit adalah bakteri dan jamur. Kedua jenis mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit kulit. Pada keadaan kulit yang mengalami luka maka akan terjadi infeksi sekunder oleh jamur dan bakteri. Di antara bakteri yang sering menyebabkan infeksi sekunder pada kulit adalah dari genus Staphylococcus, Streptococcus, dan bakteri  Gram- (Rippon, 1988). Di antara bakteri tersebut. Staphylococcus aureus adalah sangat patogen pada kulit (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15340/1/jbs-jan2006-%20%281%29.pdf
Saya mengutip ini, dikarenakan pada tangan kita pun terdapat kulit yang dimaksud dalam kutipan tersebut. 
Berikut ada beberapa penjelasan mikroorganisme yang bersifat pathogen pada tangan :

Virus Hepatitis A 
Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyebaran virus ini terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses orang yang terinfeksi (WHO, 2012). Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, lemas, hilang napsu makan, kulit dan sklera mata  berubah menjadi kuning, demam, dan gejala lainnya (Sjaifoellah Noer, 2007). Proses penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosioekonomi dalam masyarakat (http://repository.maranatha.edu/2690/3/0910157_Chapter1.pdf ).
Virus ini bisa ada di tangan kita mungkin dikarenakan saat keluar dari toilet terkadang kita tidak mencuci tangan dengan sabun, sehiingga virus yang berasal dari feses masih berada di tangan kita, dan saat kita makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, akibatnya virus ikut masuk ke dalam tubuh, dan menginfeksi tubuh kita.
Bakteri Staphylococcus
Bakteri Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada manusia. Kebanyakan bakteri ini tidak berbahaya dan tinggal di atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Namun, sebagian bakteri merupakan bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan bermacam-macam penyakit atau gangguan dalam tubuh seperti radang bernanah, sampai sepsis yang bisa berakibat fatal. Salah satunya bakteri ini menyebabkan hemolisis yaitu pemecahan sel-sel darah, menggumpalkan plasma, dan menghasilkan berbagai macam enzim-enzim yang dapat merusak sistem imun manusia dan kandungan toksin pada bakteri tersebut yang bersifat destruktif terhadap jaringan tubuh.  Staphylococcus aureus termasuk bakteri Gram positif, non motil, berbentuk kokus yang anaerob fakultatif dan tidak membentuk spora. Suhu pertumbuhannya berkisar antara 7ÂșC-48°C dengan pertumbuhan optimal terjadi pada suhu 37°C. Bakteri ini tumbuh pada kisaran pH 4,0-9,3. Nilai pH optimalnya 7,0-7,5. Kisaran nilai pH untuk pembentukan enterotoksin lebih sempit dan toksin yang diproduksi akan lebih sedikit pada pH di bawah 6,0. Pertumbuhan bakteri ini akan tetap terjadi pada nilai aw 0,83, tetapi pembentukan toksinnya tidak terjadi pada nilai di bawah 0,86. Sumber bakteri Staphyilococcus aureus dapat berasal dari tangan, rongga hidung, mulut dan tenggorokan pekerja. (www.indonesian-publichealth.com).
Bakteri Eschericia coli
Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada  dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Penularan dapat terjadi melalui air yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi selain itu dapat terjadi melalui kontak dari pekerja yang terinfeksi selama makanan diproses. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare Eschericia Coli merupakan bakteri gram negative yang paling banyak menyebabkan infeksi saluran pencernaan. Bakteri ini bertransmisi melalui jalur fekal-oral akibat rendahnya kualitas kebersihan individu. (http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/35/34)

Normalnya, bakteri-bakteri tersebut hidup pada habitatnya masing-masing, misalnya S.aureus. Bakteri ini merupakan flora normal pada mukosa hidung dan perineum Perpindahan S.aureus dari  habitat asalnya ke tangan, dapat terjadi karena tangan sering berkontak langsung dengan daerah tersebut. Hal ini juga yang mungkin menyebabkan S.aureus merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan pada tangan
Bakteri-bakteri tersebut yang ada pada tangan dapat bertahan hidup sampai tiga jam di tangan. Untuk pertumbuhannya bakteri melakukan multiplikasi proses doubling (penggandaan), setiap sel membelah menjadi dua sel identik yang terus mengulang menjadi proses tersebut menjadi empat sel, kemudian memproduksi menjadi delapan sel dan seterusnya. Periode antara pembelahan sel dikenal sebagai waktu generasi atau waktu doubling. Waktu ini cukup pendek, biasanya sekitar 20 menit dan kadang lebih pendek lagi (Adams dan Motarjemi, 1999) Ini berarti dengan kondisi yang tepat, satu jenis bakteri dapat menggandakan diri dengan sangat cepat, oleh karenanya di tangan kita ini bisa sampai berjuta juta bakteri.
Setelah membahas betapa mengerikannya bakteri yang berada di tangan kita, perlu diingat nih teman-teman, bahwa tidak semua jenis bakteri di tangan kita bersifat pathogen, beberapa bakteri pada kulit tangan kita ini merupakan flora normal tubuh manuisa, jika kita tetap menjaga kebersihan, insyaAllah kita akan jauh dari berbagai infeksi bakteri-bakteri tersebut, jadi jangan terlalu khawatir ^,^
Selain peran yang negative yaitu dapat menularkan penyakit, ternyata bakteri pada tangan kita ini memiliki peran positif juga, yaitu untuk identifikasi forensik (identitas). Identifikasi forensic selama ini menggunakan tes DNA atau sidik jari.Kini bakteri di tangan manusia juga bisa digunakan untuk identifikasi dengan tingkat akurasi 70-90 persen.Peneliti dari University of Colorado di Boulder (CU-Boulder) dan Howard Hughes Medical Institute (HHMI) di Chevy Chase, Maryland, melakukan studi mengenai hal ini dan hasilnya telah dipublikasikan secara online dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Bisa dibaca lebih lanjut mengenai ini di internet, sudah banyak yang membahas. Sungguh luar biasa, berjuta-juta bakteri yang ada di tangan kita bukan sekedar pembawa penyakit saja, tetapi mereka masih bisa memberikan peran positif bagi para tim forensik.


Lalu, Bagaimana cara pengontrolan mikroba yang ada di tangan kita??

Nah salah satu cara untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tangan kita yaitu dengan rutin mencuci tangan menggunakan air yang mengalir dan sabun selama minimal 10 detik, sebelum dan sesudah makan, setelah keluar dari kamar mandi, setelah dari tempat umum. kebiasaan mencuci tangan harus kita tanamkan dalam diri kita masing-masing, agar terbiasa menjaga kebersihan. Tentunya hal ini sangat membantu untuk mengurangi penularan penyakit atau mencegah kuman masuk ke dalam tubuh yang disebabkan karena tangan yang kotor
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Perbandingan efektivitas antiseptic chlorexidine glukonat dengan phenoxylethanol terhadap penurunan angka kuman pada telapak tangan”, dinyatakan bahwa terjadi penurunan angka kuman sebesar 89,3% setelah mencuci tangan menggunakan antiseptic chlorexidine glukonat, dan penurunan angka kuman seebesar 67,6% setelah mencuci tangan menggunakan antiseptic phenoxylethanol (Yunita Permatasari, http://eprints.ums.ac.id/22741/12/Naskah_Publikasi.pdf).
Dengan demikian, cobalah mencari sabun yang mengandung antiseptic chlorexidine glukonat, agar bakteri yang ada pada tangan atau tubuh bisa terminimalisir. Dan lakukan cuci tangan dengan benar sesuai aturan yang seharusnya.


REFERENSI :


27 komentar:

  1. Sedikit tambahan dalam hal pengontrolan mikroba, mencuci tangan dengan sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah berjangkitnya penyakit
    seperti diare, kolera, ISPA, cacingan, flu, hepatitis A, dan bahkan flu burung. Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Oleh karenanya, mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan.

    Dalam sebuah penelitian oleh mahasiswa kesmas Universitas Ahmad Dahlan menunjukan bahwa mencuci tangan dengan air yang mengalir tidaklah cukup, bahkan lebih baik menggunakan hand sanitizer. Akan tetapi mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah yang paling efektif, hal tersebut dikarenakan air mengalir tidak memiliki zat anti kuman, komentar saya berdasarkan pada hasil penelitian yang dapat diakses pada link https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0CDQQFjAD&url=http%3A%2F%2Fjournal.uad.ac.id%2Findex.php%2FKesMas%2Farticle%2Fdownload%2F1041%2F772&ei=JMhAVZ3-DMTIuAT1xYDIAw&usg=AFQjCNFKBNwB_K_5TRwc1WyZEcj8SWuf4w&bvm=bv.91665533,d.c2E

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya terimakasih saudara abdan untuk tambahannya.

      Hapus
  2. Berdasarkan artikel tersebut, bahwa salah satu pengontrol mikroba yaitu dengan menggunakan sabun yang mengandung antisepticclorexzidine glukonate. namun sekarang ini, maraknya penggunaan hand sanitizer. menurut anda, manakah yang lebih efektif dalam mengurangi bakteri dan kuman yang terdapat dalam tangan? Banyak produsen hand sanitizer mengklaim produknya memiliki persentase tinggi dalam menumpas kuman, bakteri, dan virus yang mungkin bersarang di tangan daripada sabun cuci tangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terkait pertanyaan saudari luthfi, saya akan menjawabnya. antiseptic chlorexidine glukonat merupakan kandungan zat kimia, yang terdapat dalam sabun atau mungkin juga terdapat dalam hand sanitizer, namun jika pada hand sanitizer kandungan alkohol yang paling banyak. Kalau menurut saya untuk keefektifan mengurangi mikroba pada tangan yaitu dengan sabun, karena saat mencuci tangan dengan sabun lalu akan dibantu pembersihannya dengan air.
      Berikut yang mendukung pendapat saya mengenai cuci tangan dengan sabun itu lebih baik.
      Salah satu acara berita ternama “Good Morning America” milik ABC News mengadakan sedikit eksperimen sederhana di University of Maryland untuk membandingkan kinerja hand sanitizer dengan sabun cuci tangan. University of Maryland sendiri sudah dikenal secara manca negara sebagai salah satu universitas terbaik dalam bidang food safety dan microbiology. Percobaan dilakukan dengan cara meletakkan bakteri E. Coli dalam jumlah yang sama di tangan para responden. Sebagian dari responden kemudian membersihkan tangan menggunakan hand sanitizer dan sisanya menggunakan sabun cuci tangan dan air. Proses pembersihan tangan para responden dilakukan selama persis 20 detik lamanya.

      Setelah tangan dikeringkan, dilakukan kembali tes untuk mengidentifikasi jumlah bakteri yang ada setelah tangan dibersihkan. Hasilnya cukup mengejutkan, karena jumlah bakteri yang tertinggal pada tangan yang dibersihkan menggunakan sabun dan hand sanitizer ternyata tidak jauh berbeda, bahkan hampir sama. Tangan responden yang dibersihkan dengan menggunakan sabun cuci memang sedikit lebih bersih dibandingkan dengan menggunakan hand sanitizer. Tetapi, perbedaannya tidaklah signifikan.

      University of Maryland juga menegaskan bahwa hand sanitizer yang dapat bekerja efektif adalah yang memiliki kadar alkohol yang tinggi. Akan tetapi, kandungan alkohol yang tinggi apabila terkena kulit terlalu sering juga akan menimbulkan efek iritasi. Untuk itu, sebaiknya gunakan hand sanitizer hanya pada saat tidak memungkinkan untuk cuci tangan. (http://www.lifebuoy.co.id/healthmap/health-news/mana-yang-lebih-baik-hand-sanitizer-atau-sabun-cuci-tangan)

      Hapus
  3. Berdasarkan Artikel diatas, telah dijelaskan bahwa banyak sekali salah satu pengontrol mikroba pada tangan yaitu mencuci tangan dengan sabun hingga bersih. Nah, Menimbulkan pertanyaan saya disini, Bagaimana menurut Anda apabila jari-jari kuku kita sebagian kukunya posisi panjang,sehingga walaupun itu telah dicuci bersih dengan air. Apakah kemungkinan Mikroba didalam kuku tersebut akan sebagian hilang sekitar 89%?Jelaskan! Terimah kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terkait pertanyaan saudari Martha, dapat dilakukan cuci tangan dengan benar, bukan sekedar kena air saja tangannya, nah berikut ada 12 langkah mencuci tangan menurut standar WHO :
      1. Basahi kedua tangan dengan air mengalir.
      2. Beri sabun secukupnya.
      3. Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan.
      4. Gosok sela-sela jari kedua tangan.
      5. Gosok kedua telapak dengan jari-jari rapat.
      6. Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan kiri ke kanan, dan sebaliknya.
      7. Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan, dan sebaliknya.
      8. Gosokkan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya.
      9. Basuh dengan air.
      10. Keringkan tangan dengan tisu (handuk tidak direkomendasikan karena lembab terus menerus malah menyimpan bakteri).
      11. Matikan kran air dengan tisu.
      12. Tangan sudah bersih
      untuk lebih jelas dapat melihat gambarnya di (http://mommiesdaily.com/2013/11/14/cuci-tangan-ada-standar-whonya-lho/)
      Dalam langkah-langkah cuci tangan yang benar sebenarnya sudah diterapkan untuk mencuci bagian kuku juga, yaitu pada langkah no.8. Kan sekarang sudah tahu ya bahwa pada tangan kita ini ada berjuta-juta mikroba, apalagi area dibalik kuku itu yang paling banyak menyimpan mikroba, bagi yang kukunya hitam-hitam terselip kotoran, sering-seringlah dibersihkan. Saran dari saya, jangan lagi melihara kuku yang panjang-panjang, itu berarti menambah luas lahan untuk pertumbuhan mikroba ^.^

      Hapus
  4. Berdasarkan paparan diatas, bahwa bakteri Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada tubuh manusia, sehingga tidak berbahaya dalam kondisi tertentu, tetapi sebagian bakteri merupakan bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan bermacam-macam penyakit atau gangguan dalam tubuh seperti radang bernanah, sampai sepsis yang bisa berakibat fatal. Bagaimana mekanisme terjadinya radang bernanah dan sepsis oleh bakteri tersebut? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih dari 30 jenis Staphylococcus dapat menginfeksi manusia. Staphylococcus dapat ditemukan secara normal di dalam hidung dan pada kulit (dan kurang umum di lokasi lain) sekitar 25% -30% dari orang dewasa yang sehat dan 25% dari pekerja rumah sakit. Pada kebanyakan kasus, bakteri tidak menyebabkan penyakit. Namun, kerusakan pada kulit atau luka lain mungkin mengizinkan bakteri untuk mengatasi mekanisme perlindungan alami tubuh, yang menyebabkan infeksi.
      Jadi saat permukaan kulit kita luka, lalu kita menyentuh luka tersebut dengan tangan yang kotor, maka bakteri tersebut akan masuk ke dalam jaringan tubuh dan meninfeksi berbagai penyakit tergantung dari jenis bakteri staphylococcusnya.
      Penyakit Staphylococcal dari kulit biasanya berakibat pada penumpukan dari nanah ditempat, dikenal sebagai bisul bernanah. Area yang terpengaruh mungkin menjadi merah, membengkak, dan menyakitkan.
      Ketika bakteri-bakteri memasuki aliran darah dan menyebar ke ogan-organ lain, sejumlah infeksi-infeksi serius dapat terjadi. Staphylococcal pneumonia sebagian besar mempengaruhi orang-orang dengan penyakit paru yang mendasarinya dan dapat menjurus pada pembentukan bisul bernanah didalam paru-paru. Infeksi dari klep-klep jantung (endocarditis) dapat menjurus pada gagal jantung. Penyebaran dari Staphylococci ke tulang-tulang dapat berakibat pada peradangan yang berat/parah dari tulang-tulang dikenal sebagai osteomyelitis. Staphylococcal sepsis (infeksi yang menyebar luas dari aliran darah) adalah penyebab utama dari shock (goncangan) dan keruntuhan peredaran, menjurus pada kematian, pada orang-orang dengan luka-luka bakar yang parah pada area-area yang besar dari tubuh. Keracunan makanan Staphylococcal adalah penyakit dari usus-usus yang menyebabkan mual, muntah, diare, dan dehidrasi. Ia disebabkan oleh memakan makanan-makanan yang dicemari dengan racun-racun yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus.
      Lebih lengkapnya bisa baca informasi mengenai bakteri Staphylococcus di http://www.mday.info/result/detail/detail.php?idN=88&title=Infeksi%20Staph%20%28Staphylococcus%20Aureus%29

      Hapus
  5. Terimakasih atas jawabannya saudari Athiyyah

    BalasHapus
  6. wahh Istimewa sekali kalo bahas mikroba dalam tangan,, Secara kita sudah buktikan di Lab Mikrobiologi beberapa pekan lalu yaa,, saat dalam kondisi aseptis pun, dengan menyentuhkan tangan kita di cawan medium pertumbuhan, mikroba langsung pada tumbuh subur, ada yang jingga, kuning, putih, dan rata-rata fakultatif anaerob. Tidak terbayang dalam kondisi aseptis pun sedah subur begitu, apalagi kalo tangannya, bener-bener kotor,, HUHUHU
    Saya inhgn bertanya Kaka Athiyah,

    tangan ini kan alat kita menyentuh memegang, dan memencet, menggaruk, dan banyak sekali fungsinya, ketika kita menyentuh atau memegang suatu benda, maka dari benda itu terdapat mikroba yang berbeda juga degan yang lain, misalnya kita menyentuh Hp, memencet keyboard, memegang handuk, mengepal uang, pasti mikrobanya berbeda-beda, Nah bagaimana dengan perolehan nutisi mereka ketika mereka sudah menempel dalam tangan kita?, apakah terjadi kompetisi dalam memperoleh nutrisi?,, terimakasih kakak Tyah.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terkait pertanyaan kk endah, perlu diketahui bahwa Mikroflora normal pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
      mikroorganisme tetap, yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu. Contohnya : Streptococcus viridians, S.faecalis, Candida albicans.
      mikroorganisme sementara, yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan (yang dimaksud bakteri dr keyboard handuk, uang dll melalui perantara tangan). Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh.
      untuk bakteri patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu bersaing dengan mikroflora normal yang ada untuk mendapatkan tempat kolonisasi serta nutrien untuk tumbuh dan berkembang. Lebih rinci baca makalah ini (http://www.academia.edu/7067006/Mikrob_bahan_1)
      Pada intinya iya terjadi kompetisi. Seluruh.mikroflora mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia seperti keringat pada permukaan kulit, sisa2 kotoran manusia, kotoran makanan pada tangan.

      Hapus
  7. Terkait artikel diatas, ada kalimat yang memaparkan "Di antara flora normal yang paling sering dijumpai pada permukaan kulit adalah bakteri dan jamur. Kedua jenis mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit kulit" .Saudara athiyyah hanya menyebutkan jenis-jenis bakteri saja, lalu jenis jamur seperti apa yang menyebabkan penyakit kulit ?
    Terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya. Iya saya lupa, karena terlalu fokus pada bakteri. Dari situs yang saya baca bahwa peneliti mengisolasi lebih dari 130 jenis jamur dari genus Malassezia, Penicillium, dan Aspergillus pada bagian tubuh manusia. Genus Malassezia yang dapat menyebabkan ketombe, adalah jenis yang paling melimpah pada tubuh. Jamur ini mendominasi di 11 area tubuh dan tangan. Daerah ini termasuk siku, telapak tangan, bagian belakang kepala hidung dan lengan bawah. (http://life.viva.co.id/news/read/418204-bagian-tubuh-ini-paling-banyak-ditumbuhi-jamur)

      Hapus
  8. Mana yang Lebih Baik, Hand Sanitizer atau Sabun Cuci Tangan? terima kasih

    BalasHapus
  9. Terkait pertanyaan saudari manda, yang lebih baik itu menggunakan sabun cuci tangan. Jawaban lebih lengkap bisa dilihat pada balasan pertanyaan saudari Luthfi Adzkia, karena pertanyaannya serupa.

    BalasHapus
  10. Super sekali.... Terimaksih Tyah..
    Saya hanya ingin membantu memberi link tentang manfaat bakteri dalam identifikasi forensik yang telah anda tuliskan.

    http://health.detik.com/read/2010/03/25/123020/1325149/763/identifikasi-forensik-bisa-dari-bakteri-di-tangan

    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya terimkasih yolanda udah membantu nge-share link terkait manfaat bakteri dalam identifikasi forensik.

      Hapus
  11. Menyambung pertanyaan dari teman2 bahwa belakangan ini dipasaran banyak kita jumpai gel pencuci tangan yang dikemas dalam bentuk yang lucu dan menarik. Dan setelah diperhatikan lebih teliti tenyata pada kemasan gel tersebut tidak tercantum Nomor Izin dari BPOM, tetapi tercantum bahwa gel tersebut mengandung bahan aktif alcohol 68%. Apakah dengan pemakaian gel ini akan membantu mengurangi pertumbuhan mikroba pada tangan atau justru berbahaya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terkait pertanyaan nila zulqistya, bahwa saat ini banyak sekali produk gel pencuci tangan (Hand sanitizer) yang diju.al dipasaran dalam bentuk yang lucu-lucu dan terlebih lagi ada yang menambahkan aroma-aroma. Jika memang hand sanitizer itu produk asli bukan replika, tentu masih bisa diharapkan mengurangi mikroba pada tangan, namun tidak seefektif mencuci tangan dengan sabun, terlebih lagi jika kadar oksigen nya rendah itu kurang efisien. Mungkin saja hand sanitizer yang tidak tercantum nomor izin dari BPOM di kemasannya merupakan produk replika, atau bisa jadi memang belum dapat izin saja. Dan ciri lain hand sanitizer yang replika itu harganya jauh lebih murah dari yang asli. yang perlu diingat bahwasanyya yang berahaya itu bukanlah hand sanitizer secara keseluruhan, karena hand sanitizer memang pada dasarnya berguna mengurangi mikroba pada tangan secara praktis, namun yang bahaya itu produk hand sanitizer dari replika (penyalahgunaan dan pemalsuan produk). Nah untuk lebih aman dan pasti mengurangi mikroba pada tangan yaitu mencucinya dengan air mengalir dan sabun. Jika ingin menggunakan hand sanitizer gunakan yang ada nomor izin BPOM pada kemasannya, dan tidak ditambahkan aroma2 seperti strawberry, anggur, dll.

      Hapus
  12. artikel yang sangat bermanfaat, sebagian besar manusia lalai akan kebersihan tangan yang merupakan sarang mikroba,,
    berdasarkan artikel diatas menjelaskan bahwa salah satu tempat yang terdapat banyak mikroba yaitu pada ujung jari tangan,
    nah saya ingin menanyakan, menurut athiyyah
    bagaimana dengan orang yang suka memelihara kuku panjang, apakah pada kuku panjang tersebut dapat menjadi sarang atau tempat berkumulnya mikroba ?terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terkait pertanyaan santi sudah di jawab ya pada pertanyaan martha ^.^

      Hapus
  13. Berdasarkan artikel di atas ada beberapa cara pengontrolan mikroba pada tangan. Pertanyaan saya, apakah penggunaan tisu basah antiseptik dapat mengontrol mikroba yang ada di tangan kita ? Terkdang sebagian orang malas untuk mencucui tangan dan hanya menggunakan tisu basah antiseptik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk pertanyaan nining, tisu basah antiseptik sebenarnya juga bisa digunakan untuk pengontrol mikroba pada tangan, namun keefektifannya dalam membunuh mikroba kurang, karena tisu itu kan dipakai bulak balik, mikroba yang ada di tisu akan menempel kembali di bagian tangan lain, dan apalagi jika kandungan alkoholnya rendah. Sebenarnya yang paling efektif membunuh kuman poada tangan pertama itu dengan air mengalir sama sabun, dan kedua hand sanitizer. Jawaban saya didukung dengan jurnal penelitian yang dibahas di (http://aagusku.blogspot.com/2007/07/cuci-tangan-tetap-cara-terbaik.html)

      Hapus
  14. sabun itu ada yang cair dan ada yang padat, nah.. menurut anda apakah penggunaan sabun pada saat cuci tangan itu lebih baik pakai yang padat atau yang cair? dan apakah sabun padat kemungkinan bisa menularkan bakteri akibat bekas orang lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk lebih baik atau tidaknya sebenarnya kedua kandunganyya sama saja hanya wujudnya yang berbeda, terkadang 1 merk sabun saja bisa memproduksi 2 jenis sabun (padat dan cair), keefektifannya dalam mengurangi mikroba pada tangan tidak berbeda. Hanya terletak pada masala higienisnya, sabun cair lebih higienis, karena pertama wadahnya tertutup, kedua tidak dapat disentuh oleh banyak orang. sedangkan sabun padat terkadang dibiarkan saja di tempat terbuka, setelah itu disentuh oleh banyak orang, maka kemungkinan bertukar mikroba antar orang yang berbeda melalui sabun padat itu ada. Maka solusinya jika kita ingin mencuci tangan dengan sabun padat, maka sabunnya dibasahi dulu dengan air, ingat harus air yang mengalir.
      Jawaban saya didukung dari (http://herbal-id.com/nilai-lebih-sabun-cair-daripada-sabun-batang.html)

      Hapus
  15. Artikel yang sangat menarik saudari Athiya. Terkait artikel di atas saya ingin sedikit menambahkan. Menurut para ahli di Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika serikat, sebagaimana dilaporkan dalam websitenya FDA U.S. Food and Drug Administration. FDA berpendapat bahwa belum terdapat bukti yang jelas yang menunjukkan manfaat dari sabun anti bakteri untuk mengimbangi potensi risiko. “Data baru menunjukkan bahwa risiko yang terkait dengan penggunaan jangka panjang. Bahaya penggunaan sabun anti-bakteri sehari-hari dan dalam jangka panjang mungkin lebih besar daripada manfaatnya,” kata Rogers. Ada indikasi bahwa bahan-bahan tertentu dalam sabun ini dapat menyebabkan resistensi (kekebalan) bakteri terhadap antibiotik, dan mungkin memiliki efek hormonal yang tak terduga yang menjadi perhatian FDA. (http://www.arrahmah.com/news/2013/12/22/waspada-gunakan-sabun-anti-bakteri.html)
    Jadi untuk menghindari dampak-dampak buruk tersebut, sebaiknya kita lebih berhati-hati dan teliti dalam memilih sabun anti bakteri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaah bisa dijadikan referensi nih teman-teman dalam memilih sabunnya untuk mencuci tangan. terimakasih saudara syahrul atas informasi tambahannya.

      Hapus