Sabtu, 25 April 2015

PERTUMBUHAN MIKROBA PADA TANGAN

Tangan merupakan bagian tubuh manusia yang paling sering kontak dengan dunia luar dan digunakan sehari-hari untuk melakukan aktivitas, sehingga hal tersebut memudahkan terjadinya kontak dengan mikroba dan mentransfernya ke objek lain. Oleh karena itu penulis ingin berbagi informasi mengenai jenis mikroba yang terdapat pada tangan dan pertumbuhan atau peranannya, serta cara pengontrolannya.

Berapa banyak mikroba pada tangan kita???

Tangan kita ternyata menjadi markasnya para bakteri, ada berbagai jenis bakteri yang hidup di tangan, bakteri ini ada yang bersifat patogen dan ada juga yang bersifat non  patogen. WHO pernah melansir bahwa tangan mengandung bakteri sebanyak 39.000-460.000 CFU per senti meter kubik, yang berpotensi tinggi menyebabkan penyakit infeksi menular. Sedangkan menurut situs Hand Hygiene Europe manusia memiliki sekitar 2 bahkan hingga 10 juta bakteri di antara ujung jari dan siku. Subahanallah sangat banyak bukan bakteri yang hidup di tangan kita?? Kalian tahu kan bahwa bakteri itu hidup dalam lingkungan yang lembap? nah jika tangan kita sering dalam keadaan basah seperti berkeringat, maka bakteri akan 1.000 kali lebih banyak dari pada tangan yang berada dalam keadaan kering.. Terlebih lagi, setelah kita menggunakan toilet maka jumlah bakteri pada ujung jari akan  bertambah dua kali lipat, karena di dalam toilet bakteri pun sangat banyak jumlahnya, selai tempatnya kotor, toilet pun keadaanya sangat lembap.
”Jari yang terkontaminasi oleh kuman dapat mengontaminasi tujuh permukaan lain, lho,” ujar dr. Herbowo, mengutip hasil penelitian yang pernah dipulikasikan di Journal of Hospital Infection.

Perlu kalian ketahui para wanita, bahwa di telapak tangan kalian memiliki lebih banyak bakteri daripada pria. Kenapa?? Hal tersebut dikarenakan perbedaan keasaman, kebiasaan mencuci tangan, produksi keringat, hormon, dan kebiasaan menggunakan pelembab atau kosmetik yang dimungkinkan penyebabnya. Pernyatann tersebut merupakan hasil penelitian dari University of Colorado yang diterbitkan dalam the Proceedings of National Academy of Sciences, 3-7 November tahun 2008. Produksi keringat lebih banyak, kebiasaan menggunakan pelembab, itu menyebabkan tangan wanita keadaannya lebih lembab/basah dari pada tangan pria, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa bakteri sangat suka dengan tempat  yang lembap.Jadi factor-faktor tersebutlah yang mengakibatkan jumlah bakteri di tangan wanita sangat banyak. Dan juga bagi yang sering menggunakan aksesoris khususnya wanita, kalian harus tahu bahwa jutaan kuman bersembunyi di balik aksesoris yang kalian kenakan, misalnya di bawah jam tangan,  gelang, cincin. Selain pertumbuhannya yang cepat walau hanya dengan sentuhan tangan, mikroba juga merupakan organisme paling banyak, baik pada tubuh kita maupun lingkungan sekitar kita, untungnya mikroba itu tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Alhamdulillah), jika dapat dilihat dengan mata telanjang, maka setiap pergerakan atau aktivitas kita akan terhenti karena takut menyentuh mikroba.
Dari hasil identifikasi yang pernah dipublikasikan di “Majority Medical Journal of Lampung University”, jenis bakteri yang didapapatkan di tangan antara lain Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Serratia liquefacients, Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Citrobacter freundii, Salmonella sp, Basillus cereus, Neisserria mucosa. (http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/44 )
Permukaan kulit manusia tidak steril. Pada kulit banyak terakumulasi sisa-sisa metabolisme tubuh sehingga mikroorganisme dapat tumbuh pada permukaan kulit (Wiryadi, 2002). Mikroorganisme tersebut secara alami berada pada permukaan kulit dan dalam kondisi normal tidak menimbulkan penyakit, mikroorganisme demikian disebut sebagai flora normal tubuh manusia. Namun beberapa faktor predisposisi seperti higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, penyakit kronis atau terjadi luka pada kulit maka flora normal tersebut dapat menimbulkan infeksi. Di antara flora normal yang paling sering dijumpai pada permukaan kulit adalah bakteri dan jamur. Kedua jenis mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit kulit. Pada keadaan kulit yang mengalami luka maka akan terjadi infeksi sekunder oleh jamur dan bakteri. Di antara bakteri yang sering menyebabkan infeksi sekunder pada kulit adalah dari genus Staphylococcus, Streptococcus, dan bakteri  Gram- (Rippon, 1988). Di antara bakteri tersebut. Staphylococcus aureus adalah sangat patogen pada kulit (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15340/1/jbs-jan2006-%20%281%29.pdf
Saya mengutip ini, dikarenakan pada tangan kita pun terdapat kulit yang dimaksud dalam kutipan tersebut. 
Berikut ada beberapa penjelasan mikroorganisme yang bersifat pathogen pada tangan :

Virus Hepatitis A 
Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyebaran virus ini terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses orang yang terinfeksi (WHO, 2012). Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, lemas, hilang napsu makan, kulit dan sklera mata  berubah menjadi kuning, demam, dan gejala lainnya (Sjaifoellah Noer, 2007). Proses penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosioekonomi dalam masyarakat (http://repository.maranatha.edu/2690/3/0910157_Chapter1.pdf ).
Virus ini bisa ada di tangan kita mungkin dikarenakan saat keluar dari toilet terkadang kita tidak mencuci tangan dengan sabun, sehiingga virus yang berasal dari feses masih berada di tangan kita, dan saat kita makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, akibatnya virus ikut masuk ke dalam tubuh, dan menginfeksi tubuh kita.
Bakteri Staphylococcus
Bakteri Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada manusia. Kebanyakan bakteri ini tidak berbahaya dan tinggal di atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Namun, sebagian bakteri merupakan bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan bermacam-macam penyakit atau gangguan dalam tubuh seperti radang bernanah, sampai sepsis yang bisa berakibat fatal. Salah satunya bakteri ini menyebabkan hemolisis yaitu pemecahan sel-sel darah, menggumpalkan plasma, dan menghasilkan berbagai macam enzim-enzim yang dapat merusak sistem imun manusia dan kandungan toksin pada bakteri tersebut yang bersifat destruktif terhadap jaringan tubuh.  Staphylococcus aureus termasuk bakteri Gram positif, non motil, berbentuk kokus yang anaerob fakultatif dan tidak membentuk spora. Suhu pertumbuhannya berkisar antara 7ÂșC-48°C dengan pertumbuhan optimal terjadi pada suhu 37°C. Bakteri ini tumbuh pada kisaran pH 4,0-9,3. Nilai pH optimalnya 7,0-7,5. Kisaran nilai pH untuk pembentukan enterotoksin lebih sempit dan toksin yang diproduksi akan lebih sedikit pada pH di bawah 6,0. Pertumbuhan bakteri ini akan tetap terjadi pada nilai aw 0,83, tetapi pembentukan toksinnya tidak terjadi pada nilai di bawah 0,86. Sumber bakteri Staphyilococcus aureus dapat berasal dari tangan, rongga hidung, mulut dan tenggorokan pekerja. (www.indonesian-publichealth.com).
Bakteri Eschericia coli
Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada  dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Penularan dapat terjadi melalui air yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi selain itu dapat terjadi melalui kontak dari pekerja yang terinfeksi selama makanan diproses. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare Eschericia Coli merupakan bakteri gram negative yang paling banyak menyebabkan infeksi saluran pencernaan. Bakteri ini bertransmisi melalui jalur fekal-oral akibat rendahnya kualitas kebersihan individu. (http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/35/34)

Normalnya, bakteri-bakteri tersebut hidup pada habitatnya masing-masing, misalnya S.aureus. Bakteri ini merupakan flora normal pada mukosa hidung dan perineum Perpindahan S.aureus dari  habitat asalnya ke tangan, dapat terjadi karena tangan sering berkontak langsung dengan daerah tersebut. Hal ini juga yang mungkin menyebabkan S.aureus merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan pada tangan
Bakteri-bakteri tersebut yang ada pada tangan dapat bertahan hidup sampai tiga jam di tangan. Untuk pertumbuhannya bakteri melakukan multiplikasi proses doubling (penggandaan), setiap sel membelah menjadi dua sel identik yang terus mengulang menjadi proses tersebut menjadi empat sel, kemudian memproduksi menjadi delapan sel dan seterusnya. Periode antara pembelahan sel dikenal sebagai waktu generasi atau waktu doubling. Waktu ini cukup pendek, biasanya sekitar 20 menit dan kadang lebih pendek lagi (Adams dan Motarjemi, 1999) Ini berarti dengan kondisi yang tepat, satu jenis bakteri dapat menggandakan diri dengan sangat cepat, oleh karenanya di tangan kita ini bisa sampai berjuta juta bakteri.
Setelah membahas betapa mengerikannya bakteri yang berada di tangan kita, perlu diingat nih teman-teman, bahwa tidak semua jenis bakteri di tangan kita bersifat pathogen, beberapa bakteri pada kulit tangan kita ini merupakan flora normal tubuh manuisa, jika kita tetap menjaga kebersihan, insyaAllah kita akan jauh dari berbagai infeksi bakteri-bakteri tersebut, jadi jangan terlalu khawatir ^,^
Selain peran yang negative yaitu dapat menularkan penyakit, ternyata bakteri pada tangan kita ini memiliki peran positif juga, yaitu untuk identifikasi forensik (identitas). Identifikasi forensic selama ini menggunakan tes DNA atau sidik jari.Kini bakteri di tangan manusia juga bisa digunakan untuk identifikasi dengan tingkat akurasi 70-90 persen.Peneliti dari University of Colorado di Boulder (CU-Boulder) dan Howard Hughes Medical Institute (HHMI) di Chevy Chase, Maryland, melakukan studi mengenai hal ini dan hasilnya telah dipublikasikan secara online dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Bisa dibaca lebih lanjut mengenai ini di internet, sudah banyak yang membahas. Sungguh luar biasa, berjuta-juta bakteri yang ada di tangan kita bukan sekedar pembawa penyakit saja, tetapi mereka masih bisa memberikan peran positif bagi para tim forensik.


Lalu, Bagaimana cara pengontrolan mikroba yang ada di tangan kita??

Nah salah satu cara untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tangan kita yaitu dengan rutin mencuci tangan menggunakan air yang mengalir dan sabun selama minimal 10 detik, sebelum dan sesudah makan, setelah keluar dari kamar mandi, setelah dari tempat umum. kebiasaan mencuci tangan harus kita tanamkan dalam diri kita masing-masing, agar terbiasa menjaga kebersihan. Tentunya hal ini sangat membantu untuk mengurangi penularan penyakit atau mencegah kuman masuk ke dalam tubuh yang disebabkan karena tangan yang kotor
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Perbandingan efektivitas antiseptic chlorexidine glukonat dengan phenoxylethanol terhadap penurunan angka kuman pada telapak tangan”, dinyatakan bahwa terjadi penurunan angka kuman sebesar 89,3% setelah mencuci tangan menggunakan antiseptic chlorexidine glukonat, dan penurunan angka kuman seebesar 67,6% setelah mencuci tangan menggunakan antiseptic phenoxylethanol (Yunita Permatasari, http://eprints.ums.ac.id/22741/12/Naskah_Publikasi.pdf).
Dengan demikian, cobalah mencari sabun yang mengandung antiseptic chlorexidine glukonat, agar bakteri yang ada pada tangan atau tubuh bisa terminimalisir. Dan lakukan cuci tangan dengan benar sesuai aturan yang seharusnya.


REFERENSI :