Tangan merupakan bagian tubuh manusia yang paling
sering kontak dengan dunia luar dan digunakan sehari-hari untuk melakukan
aktivitas, sehingga hal tersebut memudahkan terjadinya kontak dengan mikroba
dan mentransfernya ke objek lain. Oleh karena itu penulis ingin berbagi
informasi mengenai jenis mikroba yang terdapat pada tangan dan pertumbuhan atau
peranannya, serta cara pengontrolannya.
Berapa banyak mikroba pada tangan
kita???
Tangan kita ternyata menjadi markasnya para bakteri,
ada berbagai jenis bakteri yang hidup di tangan, bakteri ini ada yang bersifat
patogen dan ada juga yang bersifat non
patogen. WHO pernah melansir
bahwa tangan mengandung bakteri sebanyak 39.000-460.000 CFU per senti meter
kubik, yang berpotensi tinggi menyebabkan penyakit infeksi menular. Sedangkan
menurut situs Hand Hygiene Europe manusia memiliki sekitar 2 bahkan
hingga 10 juta bakteri di antara ujung jari dan siku. Subahanallah sangat
banyak bukan bakteri yang hidup di tangan kita?? Kalian tahu kan bahwa bakteri
itu hidup dalam lingkungan yang lembap? nah jika tangan kita sering dalam
keadaan basah seperti berkeringat, maka bakteri akan 1.000 kali lebih banyak
dari pada tangan yang berada dalam keadaan kering.. Terlebih lagi, setelah kita menggunakan toilet maka jumlah
bakteri pada ujung jari akan bertambah
dua kali lipat, karena di dalam toilet bakteri pun sangat banyak jumlahnya,
selai tempatnya kotor, toilet pun keadaanya sangat lembap.
”Jari
yang terkontaminasi oleh kuman dapat mengontaminasi tujuh permukaan lain, lho,”
ujar dr. Herbowo, mengutip hasil penelitian yang pernah dipulikasikan di Journal
of Hospital Infection.
Perlu kalian ketahui para wanita, bahwa di telapak
tangan kalian memiliki lebih banyak bakteri daripada pria. Kenapa?? Hal
tersebut dikarenakan perbedaan keasaman, kebiasaan mencuci tangan, produksi
keringat, hormon, dan kebiasaan menggunakan pelembab atau kosmetik yang
dimungkinkan penyebabnya. Pernyatann tersebut merupakan hasil penelitian dari
University of Colorado yang diterbitkan dalam the Proceedings of National
Academy of Sciences, 3-7 November tahun 2008. Produksi keringat lebih
banyak, kebiasaan menggunakan pelembab, itu menyebabkan tangan wanita
keadaannya lebih lembab/basah dari pada tangan pria, seperti yang telah
dikatakan sebelumnya, bahwa bakteri sangat suka dengan tempat yang lembap.Jadi factor-faktor tersebutlah
yang mengakibatkan jumlah bakteri di tangan wanita sangat banyak. Dan juga bagi
yang sering menggunakan aksesoris khususnya wanita, kalian harus tahu bahwa
jutaan kuman bersembunyi di balik aksesoris yang kalian kenakan, misalnya di
bawah jam tangan, gelang, cincin. Selain
pertumbuhannya yang cepat walau hanya dengan sentuhan tangan, mikroba juga
merupakan organisme paling banyak, baik pada tubuh kita maupun lingkungan
sekitar kita, untungnya mikroba itu tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
(Alhamdulillah), jika dapat dilihat dengan mata telanjang, maka setiap
pergerakan atau aktivitas kita akan terhenti karena takut menyentuh mikroba.
Dari
hasil identifikasi yang pernah dipublikasikan di “Majority Medical Journal of Lampung University”, jenis bakteri
yang didapapatkan di tangan antara lain Staphylococcus saprophyticus,
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Serratia
liquefacients, Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter
aerogenes, Citrobacter freundii, Salmonella sp, Basillus cereus, Neisserria
mucosa. (http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/44
)
Permukaan kulit manusia tidak
steril. Pada kulit banyak terakumulasi sisa-sisa metabolisme tubuh sehingga
mikroorganisme dapat tumbuh pada permukaan kulit (Wiryadi, 2002).
Mikroorganisme tersebut secara alami berada pada permukaan kulit dan dalam
kondisi normal tidak menimbulkan penyakit, mikroorganisme demikian disebut
sebagai flora normal tubuh manusia. Namun beberapa faktor predisposisi seperti
higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, penyakit kronis atau terjadi
luka pada kulit maka flora normal tersebut dapat menimbulkan infeksi. Di antara
flora normal yang paling sering dijumpai pada permukaan kulit adalah bakteri
dan jamur. Kedua jenis mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit kulit.
Pada keadaan kulit yang mengalami luka maka akan terjadi infeksi sekunder oleh
jamur dan bakteri. Di antara bakteri yang sering menyebabkan infeksi sekunder
pada kulit adalah dari genus Staphylococcus, Streptococcus, dan bakteri Gram- (Rippon, 1988). Di antara bakteri
tersebut. Staphylococcus aureus adalah sangat patogen pada kulit
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15340/1/jbs-jan2006-%20%281%29.pdf)
Saya mengutip ini, dikarenakan pada tangan kita pun terdapat kulit yang
dimaksud dalam kutipan tersebut.
Berikut ada beberapa penjelasan mikroorganisme yang
bersifat pathogen pada tangan :
Virus
Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyebaran virus ini terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses orang yang terinfeksi (WHO, 2012). Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, lemas, hilang napsu makan, kulit dan sklera mata berubah menjadi kuning, demam, dan gejala lainnya (Sjaifoellah Noer, 2007). Proses penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosioekonomi dalam masyarakat (http://repository.maranatha.edu/2690/3/0910157_Chapter1.pdf ).
Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyebaran virus ini terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses orang yang terinfeksi (WHO, 2012). Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, lemas, hilang napsu makan, kulit dan sklera mata berubah menjadi kuning, demam, dan gejala lainnya (Sjaifoellah Noer, 2007). Proses penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosioekonomi dalam masyarakat (http://repository.maranatha.edu/2690/3/0910157_Chapter1.pdf ).
Virus
ini bisa ada di tangan kita mungkin dikarenakan saat keluar dari toilet
terkadang kita tidak mencuci tangan dengan sabun, sehiingga virus yang berasal
dari feses masih berada di tangan kita, dan saat kita makan tidak mencuci
tangan terlebih dahulu, akibatnya virus ikut masuk ke dalam tubuh, dan
menginfeksi tubuh kita.
Bakteri
Staphylococcus
Bakteri
Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada manusia.
Kebanyakan bakteri ini tidak berbahaya dan tinggal di atas kulit dan selaput
lendir manusia dan organisme lainnya. Namun, sebagian bakteri merupakan bakteri
patogen pada manusia yang menyebabkan bermacam-macam penyakit atau gangguan dalam
tubuh seperti radang bernanah, sampai sepsis yang bisa berakibat fatal. Salah
satunya bakteri ini menyebabkan hemolisis yaitu pemecahan sel-sel darah,
menggumpalkan plasma, dan menghasilkan berbagai macam enzim-enzim yang dapat
merusak sistem imun manusia dan kandungan toksin pada bakteri tersebut yang
bersifat destruktif terhadap jaringan tubuh.
Staphylococcus aureus termasuk bakteri Gram positif, non motil,
berbentuk kokus yang anaerob fakultatif dan tidak membentuk spora. Suhu
pertumbuhannya berkisar antara 7ÂșC-48°C dengan pertumbuhan optimal terjadi pada
suhu 37°C. Bakteri ini tumbuh pada kisaran pH 4,0-9,3. Nilai pH optimalnya
7,0-7,5. Kisaran nilai pH untuk pembentukan enterotoksin lebih sempit dan
toksin yang diproduksi akan lebih sedikit pada pH di bawah 6,0. Pertumbuhan
bakteri ini akan tetap terjadi pada nilai aw 0,83, tetapi pembentukan toksinnya
tidak terjadi pada nilai di bawah 0,86. Sumber bakteri Staphyilococcus aureus
dapat berasal dari tangan, rongga hidung, mulut dan tenggorokan pekerja. (www.indonesian-publichealth.com).
Bakteri Eschericia coli
Escherichia
coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal
ada dalam saluran pencernaan manusia dan
hewan berdarah panas. Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini
dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Penularan dapat
terjadi melalui air yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi selain
itu dapat terjadi melalui kontak dari pekerja yang terinfeksi selama makanan
diproses. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus
diare Eschericia
Coli merupakan bakteri gram negative yang paling banyak menyebabkan infeksi
saluran pencernaan. Bakteri ini bertransmisi melalui jalur fekal-oral akibat
rendahnya kualitas kebersihan individu. (http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/35/34)
Normalnya, bakteri-bakteri tersebut hidup pada
habitatnya masing-masing, misalnya S.aureus. Bakteri ini merupakan flora
normal pada mukosa hidung dan perineum Perpindahan S.aureus dari habitat asalnya ke tangan, dapat terjadi
karena tangan sering berkontak langsung dengan daerah tersebut. Hal ini juga
yang mungkin menyebabkan S.aureus merupakan bakteri yang paling banyak
ditemukan pada tangan
Bakteri-bakteri tersebut yang ada pada tangan dapat
bertahan hidup sampai tiga jam di tangan. Untuk pertumbuhannya bakteri
melakukan multiplikasi proses doubling (penggandaan), setiap sel membelah
menjadi dua sel identik yang terus mengulang menjadi proses tersebut menjadi
empat sel, kemudian memproduksi menjadi delapan sel dan seterusnya. Periode
antara pembelahan sel dikenal sebagai waktu generasi atau waktu doubling. Waktu
ini cukup pendek, biasanya sekitar 20 menit dan kadang lebih pendek lagi (Adams
dan Motarjemi, 1999) Ini berarti dengan kondisi yang tepat, satu jenis bakteri
dapat menggandakan diri dengan sangat cepat, oleh karenanya di tangan kita ini bisa
sampai berjuta juta bakteri.
Setelah membahas betapa mengerikannya bakteri yang
berada di tangan kita, perlu diingat nih teman-teman, bahwa tidak semua jenis
bakteri di tangan kita bersifat pathogen, beberapa bakteri pada kulit tangan
kita ini merupakan flora normal tubuh manuisa, jika kita tetap menjaga
kebersihan, insyaAllah kita akan jauh dari berbagai infeksi bakteri-bakteri
tersebut, jadi jangan terlalu khawatir ^,^
Selain peran yang negative yaitu dapat menularkan
penyakit, ternyata bakteri pada tangan kita ini memiliki peran positif juga,
yaitu untuk identifikasi forensik (identitas). Identifikasi forensic selama ini
menggunakan tes DNA atau sidik jari.Kini bakteri di tangan manusia juga bisa
digunakan untuk identifikasi dengan tingkat akurasi 70-90 persen.Peneliti dari
University of Colorado di Boulder (CU-Boulder) dan Howard Hughes Medical
Institute (HHMI) di Chevy Chase, Maryland, melakukan studi mengenai hal ini dan
hasilnya telah dipublikasikan secara online dalam Proceedings of the National
Academy of Sciences (PNAS). Bisa dibaca lebih lanjut mengenai ini di internet,
sudah banyak yang membahas. Sungguh luar biasa, berjuta-juta bakteri yang ada
di tangan kita bukan sekedar pembawa penyakit saja, tetapi mereka masih bisa
memberikan peran positif bagi para tim forensik.
Lalu, Bagaimana cara pengontrolan mikroba
yang ada di tangan kita??
Nah
salah satu cara untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tangan kita yaitu
dengan rutin mencuci tangan menggunakan air yang mengalir dan sabun selama
minimal 10 detik, sebelum dan sesudah makan, setelah keluar dari kamar mandi,
setelah dari tempat umum. kebiasaan
mencuci tangan harus kita tanamkan dalam diri kita masing-masing, agar terbiasa
menjaga kebersihan. Tentunya hal ini sangat membantu untuk mengurangi penularan
penyakit atau mencegah kuman masuk ke dalam tubuh yang disebabkan karena tangan
yang kotor
Berdasarkan hasil penelitian yang
berjudul “Perbandingan efektivitas antiseptic chlorexidine glukonat dengan
phenoxylethanol terhadap penurunan angka kuman pada telapak tangan”, dinyatakan
bahwa terjadi penurunan angka kuman sebesar 89,3% setelah mencuci tangan
menggunakan antiseptic chlorexidine glukonat, dan penurunan angka kuman
seebesar 67,6% setelah mencuci tangan menggunakan antiseptic phenoxylethanol
(Yunita Permatasari, http://eprints.ums.ac.id/22741/12/Naskah_Publikasi.pdf).
Dengan demikian, cobalah mencari sabun
yang mengandung antiseptic chlorexidine glukonat, agar bakteri yang ada pada
tangan atau tubuh bisa terminimalisir. Dan lakukan cuci tangan dengan benar
sesuai aturan yang seharusnya.
REFERENSI :